Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2022

Empat Perkara Kebahagiaan Hakiki

Empat Perkara Kebahagıaan Hakiki: 1. Kedekatan kepada Allah 2. Hubungan keluarga yang baik 3. Sehat jasmani 4. Pekerjaan yang bagus Jika salah satu diantaranya tidak terwujud atau tidak didapatkan maka tidak lengkap kebahagian itu. Walaupun sehat jasmaninya pekerjaannya bagus namun hubungan kekeluargaannya tidak bagus, maka tidak sempurna suatu kebahagiaan seseorang. Walaupun, hubungan keluarganya bagus, pekerjaannya bagus namun hubungannya kepada Allah tidak bagus, tidak taat kepada Allah, maka kebahagiaanya itu tidak sempurna. Yang paling utama ialah kedekatan kepada Allah. Sebab kedekatan itu mendatangkan ketenagan, mendatangkan kebahagiaan, mendatangkan keridaan, mendatangkan optimisme, menghadirkan kegembiraan, Karena Allah subhanahu wataala berfirman: ﴿ وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى ١٢٤ ﴾ "Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan men...

Buku Catatan

Sejatinya, Saya sangat suka menulis di buku tulis. Rasanya ada yang kurang kalau tidak tertuang dalam tulisan. Bahkan, dalam setahun saja Saya membeli 2-3 buku tulis yang tebal. Hanya peruntukan menulis ide atau rangkuman-rangkuman pelajaran. Kendati, teknologi semakin canggih bisa ditulis di Hape ada ColorNote atau malah di laptop ada Microsoft Word, tapi tetap saja terasa kurang jika tidak menggunakan tulisan langsung. Nanti setelah ditulis di buku baru dipindahkan ke laptop. Ada rasa yang berbeda jika sempat tercoret di kertas. Ingatan cukup kuat, seperti video, sampai gerakan tangan tak luput diingat. Sebenarnya, akhir-akhir ini Saya mencoba untuk tidak tergantung dengan buku tulis. Ingin membuat kebiasaan baru. Jika terlintas ide ataupun hal lain, Saya menulisnya di ColorNote. Namun, lagi-lagi terasa kurang. Inimi mungkin makna kebiasaan sangat sulit untuk diubah apalagi mengganti dengan kebiasaan baru. Membiasakan hal baru, seperti menulis ide di laptop atau yang lain...

Jadi Ahli

Jadi Ahli Konon, tuk jadi ahli butuh waktu 10.000 jam untuk menggelutinya. Artinya Anda perlu mengalokasikan 7 jam/hari selama 4 tahun untuk mendapatkan keahlian yang dimaksud. Ungkapan tersebut tentu bisa tepat dan juga sebalikanya. Tergantung bidang apa yang digeluti. Kalau bidang yang digeluti adalah bidang berat, bahkan sampai puluhan tahun pun, tetap saja masih sangat dibutuhkan. Namun dalam berbagai hal, konsep 10 ribu jam ini bisa diterapkan dan bisa dipastikan membuahkan hasil. Bahkan bisa kurang dari 4 tahun itu, Anda sudah bisa ahli. Sudah dapat dikatakan pakar. Terutama dalam hal membentuk skill misalnya. Yang penting Anda tau caranya. Terlebih dukungan fasilitas belajar yang memadai dan kemampuan atau kecerdasan menggunakan teknologi. Contohnya, jadi seorang Photografer, kurang dari 1 minggu pun, Anda sudah bisa diandalkan. Hanya bermodalkan tutorial dimana-mana dapat diakses. Yang penting sabar saja nonton dan memperaktekkannya. Dan banyak lagi skil-skil lain y...

Semua Tentang Doa

  Semua Tentang Doa Oleh: Arinal Hidayah Amsur Sebagai seorang muslim, hati siapa yang tidak bergetar ketika membicarakan satu tempat yang sangat istimewa di muka bumi ini yaitu Kakbah atau Baitullah. Ketika sesorang di tanya apakah ingin berkunjung ke Baitullah, maka dengan penuh semangat Ia akan mengajungkan tangan sebagai bentuk ia sangat ingin berkunjung. Begitupun dengan penulis, Ketika di bangku kuliah salah satu mata kuliah yang dipelajari terdapat pembahasan tentang Haji dan Umrah. Ketika dosen mulai menjelaskan tata cara pelaksanaannya seperti apa, seolah merasakan bahwa Saya sedang berada di sana melaksanakan Haji dan Umrah. Di saat itulah doa selalu terpanjatkan agar Allah mengizinkan melaksakan salah satu dari ajaran yang disyariatknnya. Ada banyak kisah haru tentang hamba-hamba yang Allah takdirkan menjadi tamunya di Baitullah. Antara lain, seorang nenek, guru ngaji, pada momen yang tak pernah Ia sangka sebelumnya, namun disitulah takdir itu menghampiri. Ibu it...

Menanamkan Nilai Spirit Dakwah

  Menanamkan Nilai Spirit Dakwah "Kebaikan (Dakwah) itu ibarat Kipas Angin. Jika ia tetap bergerak maka akan terus memberikan kesejukan bagi orang lain. Tetapi, jika ia berhenti untuk bergerak maka ia tidak lagi bisa memberikan kebaikan pada orang lain." UABM Suatu waktu dalam kajian Subuh dimana beliau yang menjadi pemateri rutin, dihadiri oleh para mahasiswa dan Mahasiswi Ma’had al Birr Saya mendapat suatu insight baru tentang kepekaan pada Dakwah. Bahwa dakwah ini adalah amanah yang harus tertananam dalam diri Kita. Kita tidak boleh abaikan amanah yang satu ini. Ketika Ustadz Abbas memberikan suatu contoh yang sangat mengena bagi Kami. “Jangan-jangan ketidak islamnya dan pahamnya saudara-sudara Kita yang ada di Toraja sana adalah bentuk kelalaian Kita kepada Dakwah. Yang kelak Allah akan memintai pertanggunjawaban Kita di Akhirat Kelak” ujarnya. Mendengar ungkapan beliau itu, Saya langsung menarik napas. Mencoba merenungkan kembali apa yang baru saja beliau samp...

Khutbah Jum'at: Nasihat Rasulullah kepada Mu'az bin Jabal

  Khutbah Jumat Nasihat Rasulullah kepada Mu’az bin Jabal Oleh: Arinal Hidayah Amsur, S.Sos   يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” فاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ Artinya: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. ” (Al-Baqarah: 152). عن معاذ بن جبل -رضي الله عنه- أن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: «يَا مُعَاذ، واللهِ، إِنِّي لَأُحِبُّكَ، ثُمَّ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ، لاَ تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَة تَقُول: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ » Artinya: Dari Mu'āż bin Jabal -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa Nabi -ṣalla...

Literasi dalam Pandangan Islam

Literasi dalam Pandangan Islam   Soal pengertian Literasi, Saya yakin teman-teman sepakat jika tidak hanya bicara soal “Tulis dan Menulis” semata. Sebab, jika pengertian kita hanya seputar itu, sungguh banyak pengetahuan akan kita lewatkan. Nah, kalau begitu kita butuh pengertian yang lebih luas soal makna Literasi. National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “Kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Dalam definisi tersebut, kita justru menemukan betapa luasnya cakupan Literasi itu, sebagai bagian dari pada istilah keilmuan. Walau tak bisa dipungkiri diantara kita masih ada yang   menyempitkan pengertian soal literasi dengan membuat simbol-simbol, yang sesiapa yang tidak mengenali symbol itu, Dia mencapnya sebagai orang yang tidak kenal dengan dunia literasi. Bagaimana Prespektif Islam Terhadap Dunia Litera...

Cerita Arinal, Pria Sinjai yang Sukses Lewat Jenjang Pendidikan

Cerita Arinal, Pria Sinjai yang Sukses Lewat Jenjang Pendidikan TRIBUNSINJAI.COM, TELLULIMPOE - Humas Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam  (IKA KPI) Unismuh Makassar, Arinal Hidayah Amsur menceritakan kisah hidupnya berasal dari kampung terpencil di Sinjai, Sulawesi Selatan. Kampung halamannya tak punya listrik kala itu, jalanan berlumpur hingga susah dilalui dulu sampai sekarang. Arinal Hidayah Amsur bersama beberapa orang saudaranya harus berjuang keras untuk hidup dan menuntut pendidikan. Tak ada pilihan lain kecuali berinvestasi melalui pendidikan. Mereka terlahir dari keluarga yang penuh keterbatasan dari finansial. Saat orang tuanya bernama Ambo Raju berjuang keras ingin memperbaiki kehidupannya mengumpulkan pundi-pundi rupiah, sebuah musibah besar yang menimpa mereka. Rumah dan seluruh isinya terbakar, orang tua Arinal sapaan Arinal Hidayah Amsur hanya mampu selamatkan uang tunai kurang dari Rp 500 ribu dan dan sebuah radio. Tidak berselang lama, kebu...

Jenis-Jenis Komunikasi Dakwah Menurut Al Quran

  Jenis-Jenis Komunikasi Dakwah Menurut Al Quran   Sebelum Kita membahas jenis-jenis Komunikasi Dakwah di dalam al Qur’an, Yuk kita kenali dulu apa itu Komunikasi Dakwah? Komunikasi Dakwah Komunikasi artinya suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak yang lain baik secara verbal maupun non verbal. Sedangkan pengertian dakwah adalah panggilan, seruan, atau ajakan yang asal katanya (masdar) dari Bahasa Arab da’a-yad’u. Adapun secara istilah ialah ajakan kepada jalan Allah swt. sesuai dengan akidah, syariah, dan ahlak karimah.   Di dalam al-Qur’an terdapat jenis-jenis perkataan atau komunikasi yang digunakan. Apa saja itu? 1. Perkataan yang Baik (Qaulan Ma’rufa) Qaulan Ma’rufa   artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun yang tidak menyakiti atau menyinggung perasaan. Selain itu, qaulan ma’rufa adalah perkataan yang penuh dengan manfaat, sehingga menghasilkan kebaikan.   ﴿ وَلَا تُؤْتُوا السُّ...

Gara-Gara Pasar

Gara-Gara Market. Salah satu mata kuliah yang Saya pelajari, Sosilogi Komunikasi Massa. Ini membahas seputar sosiologi dan media massa.  Kata dosen, bukan media yang membentuk masyarakat, justru masyarakatlah yang membetuk media. Ini bicara soal selera pasar. Kebutuhan masyarakat. Maka itulah yang ditangkap sebagai suatu peluang bagi media. Apa benar seperti itu? Itu tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Jika ingin memulai bisnis yang selalu dianjurkan adalah Analisa pasar terlebih dahulu. Apa yang menjadi kebutuhan mereka. Data yang dikumpulkan bisa menjadi inspirasi untuk menentukan bisnis apa yang akan dimulai. Dalam salah satu podcast, inisiator dari GoFood menceritkan jika ide menemukan ide GoFood sebenarnya sangat simple. Ketika ingin makan sementara dedline sangat padat, waktu mencari makan tentu akan sangat lama belum lagi antrian dan proses pembuatannya. Itu sangat lama dan butuh waktu. Ia lalu berpikir, bagaimana kalau ada alternatif. Ia bisa melanjutkan aktifitas...

Prospek Kerja Anak Komunikasi dan Penyiaran Islam

Prospek Kerja Anak Komunikasi dan Penyiaran Islam Manteman, alasan utama dalam memilih Jurusan diperkuliahan, tentu bagaimana prospek kerjanya ke depan. Benar kan? Yuk, coba kita simak beberapa prospek kerja untuk Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.  Terlebih dahulu, udah kenal belum dengan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam atau dikenal dengan singkatan KPI?  Dari namanya saja kita bisa mengenali kalau Jurusan KPI adalah sebuah Jurusan yang berkecimpung dalam dunia Komunikasi dan Penyiaran, seperti pada umumya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran. Nilai plusnya, KPI memiliki pelajaran dengan pendekatan agama, khususnya Islam. Sehingga, dengan bekal pemahaman agama, nyata bisa bermanfaat untuk dirinya dan orang sekitarnya. 1. Dai/Daiyah Profesional Di Jurusan KPI, diajarkan teknik berkomunikasi, berdakwah, dan banyak lagi pelajaran Islam yang bisa menunjang aktivitas dakwah di tengah masyarakat.   2. Penyiar Radio Tidak semua orang bisa menjadi seoran...

Tips Mudah Belajar Bahasa Arab

Tips Mudah Belajar Bahasa Arab Peercaya ngga sih, kalau belajar Bahasa Arab itu mudah…? Syukurlah, kalau sahabat semua percaya belajar Bahasa Arab itu mudah. Tapi kalau sebaliknya, menganggap belajar Bahasa Arab itu susah, wah… itu musibah. Kok, musibah? Iya dong, karena belajar Bahasa Arab sangat erat kaitannya dengan peradaban kita sebagai Umat Islam. Sahabat, sangat perlu tanamkan keyakinan “Bahasa Arab itu Mudah” biar kalau kita pelajari betul-betul mudah. Pada dasarnya belajar Bahasa itu, sama. Adalah pembiasaan yang paling penting. Semakin biasa mendengar, menulis, berbicara, maka akan semakin memudahkan dalam penguasaan Bahasa. Betul kan? Jadi penting pembiasaan yah sahabat!  Alias pembiasaan jangan diremehkan! Agar semakin memudahkan, Sahabat perlu tahu kekuatan kemampuan belajarnya. Yaitu, apakah sahabat dominan pada pendengaran, penglihatan, atau langsung praktik.   Gimana Sahabat, udah pada tahu kemampuan yang paling dominannya dalam belajar? ...

Nahnu Duat Qabla Kulli Syai’

  Nahnu Duat Qabla Kulli Syai’ Bagi anak Komunikasi dan Penyiaran Islam kalimat Nahnu Duat Qabla Kulli Syai’ sudah sering kali didengarkan alias sudah menjadi sarapan setiap waktu. Kalimat ini ampuh membangun semangat atau tasyji’ dalam setiap menjalankan amanah dakwah di daerah-daerah tempat tugas. Lalu, apakah arti dari kalimat tersebut? Nahnu Du’aat Qabla Kulli Syai’ ialah Kami Dai sebelum sebagai yang lainnya. Artinya, sebagai apa dan menjadi apapun mereka saat ini atau kelak himmah dakwahnya tetap menyatu dalam pribadinya. Ia boleh menjadi pejabat negara, pegawai pemerintahan, pegawai swasta, direktur perusahaan, menjadi atasan atau bahkan menjadi bawahan, semangat dalam mengajak kepada kebaikan terus Ia tularkan kepada siapa pun. Dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai Dai, Ia bukan hanya dituntut mengunggulkan sisi retorikanya saja dalam hal ini kemampuan dia dalam berbicara, mengusai panggung semata, memikat Ketika sedang berceramah tapi hal yang lain yang tid...