Jenis-Jenis Komunikasi Dakwah Menurut Al Quran
Sebelum Kita membahas jenis-jenis Komunikasi Dakwah di dalam al Qur’an, Yuk kita kenali dulu apa itu Komunikasi Dakwah?
Komunikasi Dakwah
Komunikasi artinya suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak ke pihak yang lain baik secara verbal maupun non
verbal.
Sedangkan pengertian dakwah adalah panggilan, seruan, atau ajakan yang asal katanya (masdar) dari Bahasa Arab da’a-yad’u. Adapun secara istilah ialah ajakan kepada jalan Allah swt. sesuai dengan akidah, syariah, dan ahlak karimah.
Di dalam al-Qur’an terdapat jenis-jenis perkataan atau komunikasi yang digunakan. Apa saja itu?
1. Perkataan yang Baik (Qaulan Ma’rufa)
Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik,
ungkapan yang pantas, santun yang tidak menyakiti atau menyinggung perasaan.
Selain itu, qaulan ma’rufa adalah perkataan yang penuh dengan
manfaat, sehingga menghasilkan kebaikan.
﴿ وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاۤءَ
اَمْوَالَكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَكُمْ قِيٰمًا وَّارْزُقُوْهُمْ فِيْهَا
وَاكْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا ٥ ﴾
Terjemahnya:
“Janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaan)-mu yang Allah jadikan sebagai pokok kehidupanmu. Berilah mereka belanja dan pakaian dari (hasil harta) itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. An-Nisa:5)
Kalimat Qaulan Ma’rufa terdapat dibeberapa Ayat di dalam al Qur’an antara lain; QS. An-Nisa:8, Al Baqarah: 235, 263, QS. Al Ahzab: 32
2. Perkataan yang Tegas dan Benar (Qaulan Sadida)
Dalam menyampaikan kebenaran (dakwah), sepatutnya
disampaikan secara jujur, lurus, tidak menyimpang dan memutar balikkan fakta.
﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ ﴾
Terjemahannya:
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar." (QS. al Ahzab:70)
3. Perkataan yang Lemah Lembut (Qaulan Layyina)
Komunikasi yang lemah lembut merupakan
rekomendasi dari Allah swt. kepada umat Islam jika menyampaikan pesan dakwah
dengan perkataan yang lemah lembut. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan yang
dimaksud layyina ialah kata-kata sindiran, bukan dengan kata terus
terang atau lugas, apalagi Kasar
﴿ فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا
لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى ٤٤ ﴾
Terjemahannya:
"Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS/ Tahaa:44)
Pelajaran yang bisa kita petik ialah, Fir’aun dikenal sangat phobia sampai menunjukkan kecongkakanya terhadap Islam, namun Nabi Musa dan Harun tetap diperintahkan agar berdakwah dengan lemah lembut.
4. Perkataan yang Mudah (Qaulan Maisura)
Tak bisa dipungkiri jika Dakwah kita ingin mencapai
puncak kesuksesan, pemilihan kata-kata yang mudah dipahami oleh komunikan atau mad’u
merupakan keniscayaan untuk disampaikan. Sehingga, tidak berat bagi mereka
memahami maksud dan tujuan yang disampaikan.
﴿ وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ
عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا
مَّيْسُوْرًا ٢٨ ﴾
Terjemahannya:
"Jika (tidak mampu membantu sehingga) engkau (terpaksa) berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang lemah lembut." (QS al Isra':28)
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Qaulan Maisura ialah perkataan-perkataan yang pantas, halus, dan lembut
5. Perkataan yang Membekas Pada Jiwa (Qaulan Baligha)
Siapa sih yang tidak ingin ucapannya membekas di dalam
hati sesorang? Tentu semua ingin. Karena tujuan dari komunikasi salah satunya
agar pesan yang disampaikan kepada audiens berbekas di dalam hati mereka. Nah,
untuk terwujudnya pesan yang membekas, maka seorang public speaker/dai harus
menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran dan tidak bertele-tele.
﴿ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ
يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ
لَّهُمْ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًا ۢ بَلِيْغًا ٦٣ ﴾
Terjemahannya:
"Mereka itulah orang-orang yang Allah ketahui apa yang ada di dalam hatinya. Oleh karena itu, berpalinglah dari mereka, nasihatilah mereka, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya." (QS. An-Nisa:63)
6. Perkataan yang Mulia (Qaulan Karima)
Secara khusus kalimat Qaulan Karima atau ucapan
yang baik/mulia Allah swt. gunakan untuk kedua orang tua. Allah memerintahkan
untuk berbuat baik kepada keduanya, baik perbuatan maupun perkataan. Tentu jika
berbicara dengan kedua orang tua, dinampakkan rasa hormat, dan kelemah
lembutan. Sehingga isyarat untuk tidak mengeluarkan kata “ah” untuk menjaga
sensifitas perasaan keduannya.
﴿ ۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا
تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ
عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ
وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ٢٣ ﴾
Terjemahannya"
"Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS. al Isra':23)
Comments
Post a Comment