Semua Tentang Doa
Oleh: Arinal Hidayah Amsur
Sebagai seorang muslim, hati siapa yang
tidak bergetar ketika membicarakan satu tempat yang sangat istimewa di muka
bumi ini yaitu Kakbah atau Baitullah. Ketika sesorang di tanya apakah ingin berkunjung
ke Baitullah, maka dengan penuh semangat Ia akan mengajungkan tangan sebagai
bentuk ia sangat ingin berkunjung.
Begitupun dengan penulis, Ketika di bangku
kuliah salah satu mata kuliah yang dipelajari terdapat pembahasan tentang Haji
dan Umrah. Ketika dosen mulai menjelaskan tata cara pelaksanaannya seperti apa,
seolah merasakan bahwa Saya sedang berada di sana melaksanakan Haji dan Umrah.
Di saat itulah doa selalu terpanjatkan agar Allah mengizinkan melaksakan salah
satu dari ajaran yang disyariatknnya.
Ada banyak kisah haru tentang hamba-hamba
yang Allah takdirkan menjadi tamunya di Baitullah. Antara lain, seorang nenek,
guru ngaji, pada momen yang tak pernah Ia sangka sebelumnya, namun disitulah
takdir itu menghampiri. Ibu itu punya kebiasaan sejak menjadi seorang guru
ngaji di suatu kampung, gaji yang Ia dapatkan, langsung ditabung. Sekitar
puluhan tahun ritual itu Ia lakukan. Dengan niat kelak jika sudah cukup, akan
digunakan untuk biaya Umrah. Ternyata, skenario Allah sungguh sangat apik.
Ketika masjid dimana biasa ia melaksanakan
solat kedatangan ulama dari Palestina Bersama tim dalam rangka edukasi
kepalestinaan, diakhir acara biasanya diajaklah para jamaah untuk turut
berdonasi sebagai bentuk kontribusi untuk para pejuang-pejuang Palestina.
Dengan tanpa ragu, sang ibu tersebut menyerahkan semua tabungan yang Ia miliki
untuk didonasikan kepada Palestina. Betapa ihlasnya ibu menyerahkan semua
tabungan yang ia punya. Sang ibu berkata, tidak mengapa Saya tunda dulu untuk
berangkat Umrah, karena ada yang lebih butuh yaitu Masjid al Aqsha untuk
dibantu. Masyaallah, tak menunggu 1 kali 24 jam, Allah lalu membayarnya secara
cash. Sang ibu itu di datangi oleh sesorang untuk diberikan hadiah berupa
umrah. Allahu Akbar.
Teringat sebuah ceramah yang disampaikan
oleh guru Saya semasa mondok, ada seorang sahabar Nabi yang memiliki keinginan
yang sangat kuat untuk melakukan ibadah Haji dan Umrah. Ia pun mempersiapkan
segalanya untuk menyambut tahun Haji. Ketika waktu pemberangkatan tiba, Ia dilema
dengan kondisi kemiskinan yang dirasakan oleh tetangganya. Ia mulai berpikir,
apakah Saya tetap berangkat atau bagaimana? Jika Saya berangkat sementara
kondisi tetangga Saya sedemikian sulitnya karena sulit menemukan makanan yang
ia makan, tentu Saya akan lebih berdosa lagi. Ia lalu memutuskan agar
keberangkatan ia tunda. Demi menyematkan tetangga yang sangat kesulitan.
Sebagian persiapan logistik Ia bagikan kepada tetangganya dan sebagian yang
lain Ia gunakan.
Tak lama kemudian, ada kabar dari Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam. Allah sangat senang dengan sikap orang tersebut,
memilih tidak berhaji demi menyelamatkan kesulitan tetangganya. Bahkan, dengan
sikapnya itu membuat amal para jamaah Haji itu diterima oleh Allah subhanahu
wataala.
Lain cerita, suatu waktu, Saya menonton
sebuah video yang bercerita tentang seseorang yang Allah takdirkan berangkat
Umrah dengan asbab berdoa agar bisa umrah. Bagaimana ceritanya hal itu bisa
terjadi? Inilah takdir Allah. Ketika seorang Kaya masuk ke sebuah masjid tepatnya
di subuh hari. Usai solat Ia berdiri dengan maksud untuk memberikan ceramah.
Namun, sebelum memulai ceramahnya, Ia mengawali dengan pertanyaan kepada para
hadirin yang hadir. Siapa diantara bapak dan ibu yang tadi berdoa agar bisa
umrah? Semu hadirin terdiam. Ia kemudian mengulang lagi pertanyaannya. Pada
kali ke dua ini, sesorang mengangkat tangannya. Bertanda bahwa dirinyalah yang
berdoa agar bisa umrah.
Apa yang terjadi setelah Ia mengangkat
tangan? Orang kaya itupun langsung memberikan hadiah umrah. Allahu Akbar.
Inilah bentuk respon Allah terhad doa yang dipanjatkan oleh seseorang itu. Hal
yang mungkin tidak pernah terbayangkan bahwa Allah akan mengabulkan doanya
secepat itu, dan dengan cara yang seperti itu. Dari kisah ini kita menarik
suatu kesimpulan bahwa tidak ada doa yang sia-sia. Allah senantiasa hadir
menjadi pendengar doa dan juga langsung mengabulkannya.
Dari cerita-cerita di
atas, Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tidak ada yang sia-sia dengan doa
yang kita panjatkan untuk berkunjung ke Baitullah. Kelak jika masanya, Allah
akan mengijabahnbya pada waktu yang sangat tepat. Dan tidak ada kata terlambat.
Teruslah memanjatkan doa, tidak ada yang
terlambat, tidak ada doa yang sia-sia. Semoga cita-cita Kita dijabah untuk berkunjung
ke Baitullah diijabah oleh Allah subhanahu wataala. Allahumma Aamin.
Comments
Post a Comment