Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2023

Konten Dulu atau Konteks Dulu?

Dalam membuat materi presentasi, kadang bingung yang mana dulu dibuat kontenya dulu kah atau konteksnya dulu? Maksudnya, isinya dulu atau designnya dulu? Atau ada versi ketiga sambil mendesign muncul konten-konten apa saja yang akan dimasukkan. Kalau dipetakan keduanya, tentu kontenya dulu. Isinya terlebih dahulu. Karena itulah yang pokok, itu yang akan disajikan kepada orang, itu yang ingin dijual, itu yang diharapkan dibeli. Adapun soal design itu adalah kemasan saja, fungsinya memoles, memperindah, mempercantik, agar orang yang melihatnya tertarik, ingin memilikinya. Itu fungsi utama dari konteks. Tentu tidak bisa dibalik. Konteks dulu baru konten, sebab orang jika hanya terpukau dengan luarnya, terpukau dengan kemasannya yang terjadi ialah orang akan kecewa tidak seuai degan apa yang mereka harapkan. Tidak membawa nilai sama sekali. Kalau diibaratkan dengan Kopi kemasan, Kopinya adalah kontennya, itu yang ingin dijual dan orang lain beli, sementara kemasannya adalah konteksnya, yan...

Pikiran Natsir antara Pendidikan Barat dan Timur

Bagi, Natsir, apakah semacam itu pendidikan kebaratan dan pendidikan ketimuran namanya, tidak menjadi soal. Timur kepunyaan Allah berarti Barat juga milik Allah. Sebagai mahluk yang bersifat hadist (baru) kedua-duanya— Barat Maupun Timur — mempunyai hal yang kurang baik dan hal baik. Mengandung beberapa kelebihan dan kekurangan. Seorang pendidik Islam tidak usah memperdalam-dalam dan memperbesar antagonisme (pertentangan) antara Barat dan Timur. Islam hanya mengenal antagonisme antara hak dan bathil. Semua yang hak akan dia terima, biarpun datangnya dari Barat. Semua yang bathil akan dia singkirkan, walaupun datangnya dari Timur. Sistem pendidikan yang diberikan barat yang bersemangat efesiensi, supaya mendapat kemenangan dalam perlombaan hidup, tidak akan ditolak oleh pendidik muslim, apalagi jika penolakan itu semata-mata lantaran sifat kebaraannya itu. Sebab, Natsir mengingatkan, seorang hamba Allah dilarang “melupakan nasibnya hidup di dunia ini”, dan dituntut mencemplungkan di...

SEMUA BISA JADI KONTRIBUTOR DAKWAH

Salah satu penguat dari inspirasi Saya dan ini memberikan Saya pembelajaran penting. Ketika berkunjung dan bertemu dengan salah satu Doktor dalam bidang Agama. Kebetulan, waktu di Indonesia Saya pernah satu forum dengannya. Beliau sebagai pemateri Saya sebagai penerjemah waktu itu. Ketika di Turki, Saya iseng hubungi beliau dan dengan cepat beliau respon chat Saya sampai mengatur jadwal ketemu. Setelah sampai di Apartemen beliau, Saya dipersilakan masuk di ruang Tamu. Di situlah Saya memastikan mata Saya mengamati dengan jeli seluruh yang lihat. Saya fokus pada objek, pertama; Peta Dunia tepat berada di depan Saya. Ini ukurannya kalau Saya kira-kira, mungkin sekitar 2×2 meter. Saya tidak tahu apa maknanya peta ini bagi beliau. Tapi Saya bisa menerka, bahwa seyogyanya seorang alim ulama adalah memiliki pandangan dan wawasan yang luas atau global. Paham seluruh permasalahan keummatan diberbagai belahan Dunia. Dan beliau, sangat layak untuk Kita menggali isue-isue keummatan. Objek yang k...

Tiga Generasi dalam Setiap Episode Pembangunan

Biasanya semangat pendiri itu sangat-sangat dahsyat. Spektrumnya terus melebar kemana-kemana, sangat sulit dibendung, bahkan sangat sulit dihalau jika ada orang-orang yang punya niat untuk menghalaunya. Proyek-proyek yang pendiri cetuskan selalu berjalan walaupun berjalan dengan penuh hambatan tapi itu tidak jadi soal, karena itu bagian dari drama yang harus dilewati. Sebabnya, sebagai Pendiri atau Founder tidak boleh sedikit pun memperlihatkan wajah dan kalimat atau perilaku pesimisme dalam merealisasikan idenya. Ia harus pintar akting agar selalu terlihat optimis, punya semangat jiwa yang menggelora. Citra positif ini yang perlu ditularkan, agar memiliki spektrum yang menggetarkan yang mampu dirasakan oleh bawahan. Begitupun jika kondisi kejiwaan jika dipenuhi dengan pesimisme, maka spektrumnya juga akan dirasakan oleh orang-orang sekitar yang menjadi bawahan yang bisa jadi akan menghasilkan nihil kepercayaan. Yang mungkin bisa jadi akan menghasilkan ketidakberdayaan dalam bergerak. ...

Membaca Alur Hidup Tokoh

Hal yang kadang Kita luput saat membaca kehebatan para tokoh-tokoh adalah circel kehidupan mereka. Sering kali yang masyhur hanya apa yang nampak atau tersebar tetang karya-karya atau pengaruh mereka. Bahkan, banyak tokoh yang sulit dilacak kehidupan sehari-harinya atau circel kehidupannya. Seperti M. Natsir, tokoh yang sarat tentang perjuangannya. Ternyata memiliki circel yang juga sangat dahsyat. Katakanlah misalnya Ia berguru dalam bidang keagamaan bersama Tuan Hassan atau A. Hassan, pemilik Kitab Tafsir al Furqan. Konon, A.Hassan dalam menulis atau menyusun Kitab Tafsir al Furqan ini, ia memiliki Percetakan sendiri, punya juru tulis dan tim pembantu lainnya. Namun, saat menulis Kitab Tafsir al Furqan Ia sendiri yang menulis dan mengatur semuanya. Ini dahsyat! Circle yang lain yang selalu membersamai M. Natsir adalah, H. Agus Salim. M. Natsir diilhami ilmu politik. Karena, Agus Salim merupakan tokoh yang hari ini masih segar dalam ingatan Bangsa Indonesia, yang punya kemampuan diplo...

4 Hal yang Harus Anda Miliki jika ingin Berkontribusi

  4 Hal yang Harus Anda Miliki jika ingin Berkontribusi 1.  Kepemimpinan Kepemimpinan itu memiliki peran yang sangat dahsyat, karena bisa mengubah kehidupan manusia bahkan bisa mengubah kehidupan dunia. Karena lewat kepemimpinan bisa membuat regulasi, keputusan-keputusan. Maka beruntunglah orang-orang yang Allah pilih sebagai pemimpin yang amanah. 2.  Pemikiran dan Pencerahan Jadi akademisi, kembangkan pemikiran lewat tulisan-tulisan, lewat ceramah. Karena kalau ceramah, ibaratnya Kita melempar peluru kepada satu lawan. Kalau dengan tulisan, ibaratnya Kita melempar peluru kepada 1000 orang. Kenapa, karena kalau Kita menulis, bisa menjangkau lebih banyak orang. Kalau ceramah, sebatas didiengar setelah itu hilang. Untung kalau ada You Tube.  3.  Finansial dan Harus ada pemikiran untuk mengembangkan (perbaikan) ekonomi baik sebagai Da’i atau Pengusaha. Karena Da’i yang berduit itu beda dengan Dai yang tidak berduit. Sama halnya jika ada organisasi yang hanya fokus ...