Keistimewaan Bilal
bin Rabah, Sang Tukang Azan.
Ketika Fathu Makkah (Pembebasan) ada pristiwa yang menarik dan sangat berkesan bagi sosok Bilal bin Rabah sebagai tukang azan Nabi. Ketika datang waktu solat, para kibar dari sahabat berkumpul bersama nabi. Semua tokoh-tokoh penting datang, para panglima datang, para konglomerat datang.
Yang tak telihat
dari jangkauan penglihatan Nabi adalah Bilal bin Rabah. Maka, Nabi pun bertanya
kepada para sahabat dimana keberadaan Bilal bin Rabah.
Tidak lama kemudian,
Bilal bin Rabah pun datang. Ia diminta oleh nabi merapat pas disamping Nabi.
Lalu nabi menyampaikan kepada Bilal, “Wahai Bilal, Engkau adalah orang yang
pertama melaksanakan solat di dekatku pasca Fathu Makkah, dan tidak ada orang
selain Engkau,” kata Nabi kepada Bilal.
Lalu ketika waktu
solat masuk, Rasulullah meminta kepada dua sahabat mulia untuk maju mendekat ke
kakbah. Setelah dua sahabat itu maju, maka Nabi memberi isyarat kepada Bilal agar
menaiki pundak dua sahabat itu untuk naik di Kakbah untuk mengumandangkan Azan,
maka Nabi menyampaikan kepada Bilal, “Wahai Bilal, sesungguhnya Ka’bah ini
disisi Allah adalah Agung. Dan Engkau Wahai Bilal, sosokmu lebih agung
dibanding dua sahabat (Umar dan Abu Bakar) yang agung ini.”
Disinilah Rasulullah ingin mengajarkan betapa agungnya Islam. Islam memuliakan kehidupan manusia. Bilal dikenal sebagai eks budak, warna kulit yang berbeda, strata kehidupan yang berbeda, banyak dipandang sebelah mata di kalangan masyarakat yang menguggulkan harta, dan ketinggian nasab/keturunan.
Ia lalu menjadi mulia,
posisinya menjadi agung, dan keberadaannya dinantikan. Ia menjadi citra bagi
kemualiaan islam.
Comments
Post a Comment