Suatu waktu, Saya pernah bertamu di rumah seseorang. Seperti biasa, Kita mulai kenalan dengan mengenalkan nama. Lanjut pertanyaan selanjutnya yaitu pekerjaan. Bertanya soal pekerjaan memang rada-rada berat dijawab oleh orang tertentu, apalagi jika pekerjaannya itu tidak ada dalam list yang dianggap sebagai pekerjaan wow, mewah, dan bergengsi, setidak-tidaknya PNS lah. Biasanya kurang power full mengucapkannya. Saya menyebutkan jika saat ini Saya sebagai Imam masjid. Sontak Ia langsung menanggapi, "Imam-imam ji dih?" Saya dengar tanggapannya itu langsung kena mental. Segitunya kah Imam di benak Dia? Spontan Saya menanggapi tanggapannya itu, sebagai tanggapan yang berlebihan bahkan 'kurang ajar' setidaknya dalam penafsiran Saya, merujuk dengan bahasa dan nada yang Dia gunakan. Lanjut, Ia juga bertanya "Apakah Imam itu punya Gaji?" Saya lalu diam, tidak ingin memperpanjang. Cari pembahasan lain. Entah bagi Dia itu merupakan hal yang biasa saja, mung...